Sebenarnya, Merekalah Lelaki-Lelaki Tangguh.

Sebenarnya, Merekalah Lelaki-Lelaki Tangguh.

Lelaki tangguh.
Sebagian orang akan mengatakan dia lelaki yang kuat perkasa dan berkuasa.
Seperti apa lelaki tangguh itu?
Seperti presiden SBY kah?
Seperti Aburizal Bakrie kah yang mempunyai banyak harta dalam wirausahanya?
Seperti Bill Gates kah orang terkaya didunia?
Oh iya, atau seperti Romeo yang mempertahankan cintanya kepada Juliette?
Atau Robert Pattinson yang memperjuangkan cintanya kepada Kristen Stewart?
Kurasa itu hanya lelaki tangguh didalam dunia perfilman saja.
Lantas, Lelaki tangguh seperti apa yang nyata didunia ini?
Inilah sebenarnya lelaki tangguh yang keberadaannya sering kita abaikan, padahal jasa dan perjuangannya sangat hebat lebih dari perjuangan mempertahankan cinta Romeo-juliette.

**Pemulung
Lelaki satu ini akrab disapa tukang sampah. Secara logika beliau bukan tukang sampah, tapi beliau pembersih sampah. Tukang sampah adalah mereka yang senang membuang sampah bukan pada tempatnya.
Lelaki ini mencari penghasilan dari mengorek tong sampah atau pembuangan sampah. Kalian tahu aroma pembuangan sampah seperti apa? Ya, bau busuk! Dari bau busuk itu tersimpan rezekinya untuk menghidupi anak dan istrinya yang sedang menunggu sesuap nasi darinya.
Kelihatannya sangat hina ketika lelaki ini harus mengorek tong sampah dan memungut sampah-sampah plastik yang berserakan didepan banyak orang. Namun masih tersimpankah dibenak kalian bahwa dengan kehadirannya menjadikan lingkungan sekitar menjadi bersih.
Apa mereka tidak malu?
Malu???
Urat malu yang tersisa baginya hanya urat malu dirinya kepada Tuhan. mereka  lebih malu apabila anak istrinya terlantar tidak mendapatkan makan.
Letihnya memulung sampah dibawah terikan matahari membuat kulitnya hitam legam. Belum lagi harus memilah-milah barang rongsokan yang telah diperolehnya untuk dijual.
1500/kilo tentu tidak sebanding dengan rongsokan yang telah dikumpulkan di pekarangan rumah dengan cucuran keringat yang mengalir deras di badannya.
Dengan penghasilan yang sangat pas-pasan beliau harus membagi antara keperluan hidup yang kini harganya sangat mencekik kantong dan juga biaya sekolah anak-anaknya.
Apakah itu semua sudah cukup mensejahterakan keluarganya? Tidak!
Apakah beliau tidak lelah? Sangat lelah!
Apakah beliau menyerah? Tidak!
Yang mereka lakukan hanya menjalani hidup apa adanya dan bersyukur atas semua rezeki yang telah Tuhan berikan setiap harinya.
**Tukang Becak
Lelaki tangguh selanjutnya yaitu tukang becak. Lelaki yang setiap harinya mengayuh becak dengan penghasilan lima ribu rupiah setiap mengantarkan penumpang  agar bisa menafkahi keluarganya.
Di era modern ini jasa becak tidak lagi menjadi alat transportasi utama. Orang-orang kini banyak menggunakan alat transportasi pribadi.
Untuk mendapatkan lima ribu rupiah harus menunggu penumpang dengan berjam-jam dibawah pelindung matahari di becaknya.
Mereka menunggu penumpang untuk mendapatkan uang, begitu pula anak istrinya menunggu penghasilannya untuk kebutuhan sehari-hari.
Mengeluh, bukan lagi menjadi alasannya. Bekerja keras demi sesuap nasi keluarga menjadi prinsip benteng pertahanan hidupnya.

**Supir Angkot
Pengemudi ini menghabiskan waktunya dengan menyusuri setiap daerah untuk mengantarkan penumpang ke tempat tujuan.
Ciri lelaki ini dapat dikenali dengan melihat tangan kanannya yang hitam karena setiap harinya tersengat sinar matahari.
Setiap hari beliau berteman dengan asap polusi, kondektur, dan penatnya kemacetan jalan.
Mencari satu penumpang pun harus berebut dengan supir angkot lainnya hanya untuk mendapatkan dua ribu rupiah.
Tak jarang persaingan dijalan raya pun menjadi kebiasaan karena rebutan satu penumpang sedang angkot yang tersedia puluhan jumlahnya.
 Panasnya sengatan matahari dan emosi menghujam dijiwanya.
Dua ribu rupiah harus berebut dengan supir angkot lainnya sampai harus turun untuk berkelahi.
Sungguh miris, namun memang inilah kerasnya kehidupan.
Ketika mereka lemah, maka kehidupan akan mengalahkannya.
Penghasilan yang didapatkan terpaksa dibagi-bagi untuk setoran kepada pemilik angkot dan sisanya untuk keperluan rumah tangga dan biaya anak sekolah.
Hanya sedikit yang mereka dapatkan, namun bersyukur dengan memiliki keluarga yang sakinah membuatnya lebih bahagia dari sekedar kemewahan materi.

**Tukang Ojek
Ojek neng~ojek neng~ojek neng
Sapaan itu sering kudengar dipersimpangan jalan.
Lelaki tangguh ini mencari rezeki dengan mengantar penumpang menggunakan sepeda motor milik juragannya.
Mereka tak kenal siang ataupun malam.
Mencari uang adalah hal yang mutlak mereka kerjakan untuk jajan anaknya.
Ojek yang tersedia tidak sebanding dengan penumpang yang kedatangannya bisa dihitung jari.
Malam hari disaat orang-orang mengenakan selimut tebalnya untuk menikmati malam dan menghilangkan dinginnya malam, mereka masih harus bekerja dengan modal jaket tebal dibadannya.
Kalian tahu jahatnya angin malam seperti apa? Resiko angin duduk siap menyergap setiap pekerja angin malam.
Siang malam bekerja apakah mereka tidak punya keluarga?
Mereka mempunyai keluarga yang sangat merindukan kehadirannya.
Lantas, apakah mereka Super Hero yang tak kenal lelah?
Lelah sudah menjadi sahabat setianya.
Mengeluh? NO! Itu tidak akan merubah kedaannya menjadi baik.
Mereka rela mengorbankan waktu luang berkumpul dengan keluarga untuk bekerja agar keluarganya dapat bertahan hidup dengan penghasilannya.
Mereka tawakal dan tabah menjalani skenario yang telah digariskan Tuhan untuknya.

**Pak Tani
Pagi sebelum fajar menampakan keelokan cahayanya, lelaki ini sudah berangkat ke ladang dengan melawan rasa kantuk dan dinginnya embun pagi.
Cangkul dan bekal makanan dari rumah menjadi modalnya untuk bekerja
Mencangkul sawah sudah menjadi sarapan paginya.
Mereka sudah handal mencangkul bukan karena kuat namun karena terbiasa bertahun-tahun digelutinya.
Terlihat guratan lelah dimata lembabnya yang indah dan sisa perjuangan dikeningnya yang mulai keriput karena lanjut usia.
Sadar atau tidak, merekalah yang menghasilkan sumber makanan utama kita.
Namun kehidupan petani kecil tak pernah berubah, hanya menjadi kuli di tanah kelahirannya sendiri.
Beras impor semakin meningkat, harga pokok menjulang tinggi.
Mereka hanya mengandalkan kemampuannya untuk mendapat upah dari kerjaannya.
Hidup miskin bukan lagi menjadi tamu asing dikehidupan mereka.
Sudah bisa makan saja merupakan hal terindah yang patut mereka syukuri.
Pekerjaan mulianya telah menghidupi jutaan manusia didunia.

**Tukang Asongan
Pagi hingga malam berjalan-jalan.
Rokok~permen~minuman~kacang-kacang.
Menjadi sapaan mereka ke setiap orang.
Dengan keuntungan yang kecil, mereka mampu menghidupi keluarga seadanya
Panas mentari, dingin malam tak pernah dikeluhkan olehnya.
Beranjak dari bis satu ke bis lainnya.
Mengitari lampu jalan berhembuskan angin malam.
Mereka tidak pernah minta untuk dikasihani.
Yang mereka harapkan hanya keikhlasan kita membeli dagangannya.
Untuk biaya makan anak istrinya.
Prinsipnya “hidup harus dijalani apa adanya, bersyukur Tuhan telah memberikan rezekinya untuk kehidupan keluargaku”
Itulah segelintir lelaki tangguh yang keberadaannya selalu kita abaikan.
Masih banyak sebutan lelaki tangguh bukan hanya berkedok dasi panjang dan penampilan mewah.
Ada saatnya kita melihat ke bawah untuk melihat keadaan saudara kita yang hidupnya lebih susah dari kehidupan kita.
Ada kalanya juga kita harus melihat ke atas untuk memotivasi diri berusaha berhasil seperti orang-orang sukses.
Ketika aku mulai bosan dengan menu makanan sehari-hari, ternyata diluar sana seorang anak mengalami busung lapar karena sering makan tanah saking laparnya.
Ketika aku memaksakan untuk diet, ternyata diluar sana seorang anak meninggal karena kelaparan.
Ketika makanan tidak aku habiskan karena kekenyangan, ternyata diluar sana sebuah keluarga berebut sebungkus makanan untuk 5 orang anaknya.
Rasa sakit mengiris-iris jiwa.
Rasa malu memiuh-miuh ulu hati.
Sudah setinggi inikah level tidak bersyukurnya aku kepada nikmat Tuhan?
Disaat aku bahagia bisa membeli makanan yang aku suka, mereka malah berkabung kehilangan anggota keluarganya karena tidak pernah makan.
Kawan, mari tengok saudara kita yang kesusahan.
Bantu lelaki tangguh itu untuk menghidupi keluarganya.
Bersyukurlah dengan nikmat Tuhan yang telah diberikan.
Bersyukurlah masih berkesempatan mempunyai sosok ayah yang luar biasa.
Masih ada orang yang sangat merindukan kasih sayang sosok ayah namun sang Ilahi harus memanggilnya terlebih dahulu.

Ayah,
Dimatamu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat dikeningmu
Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras
Namun kau tetap tabah.
meski nafasmu kadang tersengau, memikul beban yang makin berat
Kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar, kau tetap setia

_Wardatu Ayodia_



potret lelaki tangguh



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Singkat HIMAGUSEDA

UPGRADING DAN RAKER HIMAGUSEDA KABINET KERJA MASA BAKTI 2018 - 2019

Seputar Untirta